×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Elemen Budaya

Alat Musik

Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta

Batik Colet

Tanggal 19 Mar 2019 oleh Deni Andrian.

Pernah melihat batik-batik dalam tampilan warna-warna yang sangat beragam, hampir seperti pelangi yang memiliki semua spektrum warna, dan membuat berpikir: “Bikinnya berapa lama ini?”

Bayangkan ketika sepotong kain yang sudah dicanting atau dicap dengan malam akan diberi warna, dicelup dalam cairan pewarna untuk satu warna saja, kemudian dijemur. Lalu proses cantingan harus diulang lagi untuk menutupi bagian motif lain yang mau diwarnai dengan warna berbeda.

Jika satu warna membutuhkan 1 proses pembatikan, lalu warna-warna pelangi apa dilakukan sebanyak 7 kali?

Ternyata tidak harus seperti itu. Dalam ragam teknik batik di Indonesia, dikenal teknik pewarnaan lain selain teknik celup, yang disebut teknik “colet”.

Teknik colet diperkirakan berkembang pada mulanya di daerah pesisiran seperti Pekalongan, yang memang terkenal dengan penggunaan warna-warna cerah, yang berbeda dengan batik Yogya-Solo yang terkenal dengan batik-batik warna klasik, seperti soga.

Diperkirakan teknik colet muncul seiring dengan penggunaan zat pewarna batik dari bahan kimia, yang memang jika di”colet”kan pada selembar kain putih, warnanya akan langsung melekat. Berbeda dengan zat pewarna alami yang membutuhkan proses pencelupan yang lama, perebusan, dan sebagainya untuk membuat zat pewarna alami tersebut meninggalkan warna yang diinginkan.

Teknik “colet”, seperti namanya memang dilakukan dengan menyapukan zat  warna (Jawa: mencolet) dengan kuas atau kapas (seperti cotton bud), atau kadang juga dilakukan dengan proses mencanting malam panas yang sudah diberi warna.

Proses pencoletan dilakukan dengan sangat sederhana. Pola-pola yang sudah digambar di atas selembar kain mori putih – apakah dengan cantik tulis atau dengan cap – menjadi kanvas yang siap diwarnai.

Pola yang dibentuk oleh coretan malam berfungsi sebagai pembatas warna, ketika kuas yang sudah dicelup zat warna disapukan di dalam pola tersebut, warna tidak “meleber” ke bagian lain karena dibatasi oleh malam tersebut.

Di sini, kehati-hatian dan ketekunan dari pembatik sangat dibutuhkan, agar ketika mereka sedang mencoletkan warna, tidak ada warna yang menetes, tidak ada warna yang keluar dari pola yang sedang diwarnai.

Kreatifitas pembatik juga menjadi tidak terbatas – belakangan teknik-teknik pencoletan warna yang lain juga dikenal, seperti teknik pewarnaan yang menyerupai teknik airbrush yang menghasilkan gradasi warna yang halus. Disini, pembatik tidak lagi hanya sekedar pembatik, tetapi mereka sebenarnya juga adalah seniman-seniman pelukis.

Diperkenalkannya teknik colet warna ini memang membuat khazanah batik Indonesia menjadi lebih berwarna, proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan sepotong kain batik juga relatif lebih cepat (jika dibandingkan warna-warna tersebut dihasilkan dengan teknik celup), serta membuat harganya juga jadi semakin terjangkau.

Sumber: https://kepulauanbatik.com/2016/03/12/batik-colet/

DISKUSI


TERBARU


Dari Rendang Hi...

Oleh Umikulsum | 26 Nov 2025.
masakan nusantara

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama...

Resep Ayam Gore...

Oleh Apitsupriatna | 20 Nov 2025.
Resep

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum,...

Resep Ayam Ungk...

Oleh Apitsupriatna | 20 Nov 2025.
Resep

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berba...

Konsep Ikan Ker...

Oleh Muhammad Rofiul Alim | 09 Nov 2025.
Kearifan Lokal

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah y...

Upacara Kelahir...

Oleh Admin Budaya | 27 Oct 2025.
Ritual

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama ba...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...