|
|
|
|
|
Candi Gentong Tanggal 10 May 2019 oleh Rizki Kitiang. |
Candi Gentong merupakan salah satu dari tiga candi yang berderet dengan arah bujur barat ke timur yaitu Candi Gedong, Candi Tengah dan Candi Gentong. Namun kedua candi lain tersebut sudah tidak nampak lagi. Tahun 1889 Candi Gentong masih terlihat bangunannya, namun pada tahun 1907 dalam tulisan Knebel Candi Gentong sudah tidak nampak lagi, tinggal berupa gundukan. Usaha pelestarian terhadap Candi Gentong telah dilakukan selama 6 tahun mulai Tahun Anggaran 1995 sampai dengan 2000 dan masih terus berjalan pada Tahun Anggaran 2001. Hasil yang dapat dicapai yaitu menampakkan Struktur Candi Gentong I dan Candi Gentong II serta usaha-usaha pelestariannya.
Bentuk Candi Gentong I sangat menarik dan belum dijumpai pada bangunan kuno lain. Bangunan ini tersusun dari 3 buah struktur bata berdenah bujur sangkar. Ketiga struktur ini nampaknya pernah mengalami vandalisme, karena pada masing-masing sisi selatan dindingnya, strukturnya terputus pada satu garis, walaupun struktur III telah ditutup kembali tetapi memakai pola susun dan sistem pemasangan berbeda dengan aslinya. Di luar 3 struktur tersebut dijumpai struktur IV dan V yang pemasangan batanya menggunakan spesi dari tanah liat, berbeda dengan stuktur I sampai dengan III yang pemasangan batanya menggunakan sistem gosok.
Candi Gentong II berukuran 7,10 x 7,10 m dikelilingi oleh beberapa bangunan lain yang berdasar sisa struktur menunjukkan jumlahnya 7 buah dengan posisi ke delapan penjuru mata angin, kecuali arah mata angin utara. Pada bangunan inti dijumpai sumuran serta 12 ceruk yang hilang salah satu di sisi selatan. Secara keseluruhan ukuran bangunan Candi Gentong II adalah 18,5 x 18,5 m. Keadaan Candi Gentong II yang terletak di sebelah utara Gentong I hanya tersisa bagian kaki dan sumurannya.
Berdasarkan konsep tata ruang dan didukung oleh temuan-temuan artefak yang bersifat Budhis, dapat disimpulkan bahwa konsep tata ruang Candi Gentong adalah mandala stupa, yaitu pembagian ruang yang terdiri dari pusat dikelilingi oleh ruangan-ruangan lain yang lebih kecil.
sumber: situsbudaya.id
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |