×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cagar Budaya

Elemen Budaya

Produk Arsitektur

Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta

Asal Daerah

Kabupaten Sleman

Pabrik Gula Randugunting

Tanggal 07 Jun 2025 oleh Bernadetta Alice Caroline.

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI.

Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank.

Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit di Hindia Belanda yang dipengaruhi anjuran H.F. Tillema. Anjuran agar setiap pemilik pabrik memperhatikan kesejahteraan karyawan, lantaran berdampak pada produktivitas pabrik. Di Yogyakarta, Koloniale Bank pun membangun klinik untuk karyawan pribumi di dekat Pabrik Gula Randugunting pada tahun 1910, menjadikannya sebagai pabrik gula pertama di Yogyakarta yang memiliki fasilitas kesehatan tersebut.

Klinik ini tidak hanya melayani karyawan, tetapi juga masyarakat sekitar yang belum memiliki fasilitas kesehatan, dengan kapasitas sekitar lima puluh pasien dan tenaga kesehatan terdiri dari seorang mantri dan dua perawat. Biaya operasional klinik ini mendapat subsidi dari pemerintah kolonial. Selain didorong oleh rasa kemanusiaan, pembukaan klinik kesehatan di perkebunan bertujuan memberikan pengobatan cepat kepada karyawan agar mereka dapat segera kembali bertugas, sekaligus secara tidak langsung merupakan bentuk investasi Koloniale Bank untuk meningkatkan produktivitas pabrik.

Sekitar tahun 1931, terjadi kesepakatan perdagangan gula yang dikenal dengan Charbourne Agreement. Salah satu isi perjanjan tersebut menyebutkan bahwa Pemerintah Hindia Belanda diharuskan untuk mengurangi pasokan produksi gula di Jawa, dari sekitar 3 juta ton menjadi 1.4 juta ton per tahun. Perjanjian ini berdampak pada keberadaan pabrik-pabrik gula di DIY kala itu yang berjumlah sebanyak 19 pabrik gula. Beberapa pabrik gula pun terpaksa ditutup untuk mengurangi biaya produksi dan beban Perusahaan, termasuk Pabrik Gula Randugunting pada tahun 1934.

Sejarah berlanjut hingga peristiwa Agresi Militer II ketika tentara Belanda ingin menduduki kembali wilayah Yogyakarta setelah proklamasi kemerdekaan. Peristiwa perjuangan rakyat di Yogyakarta ini mengharuskan menutup akses masuk dengan merusak jembatan, jalan, untuk menghalangi mobilisasi tentara Belanda hingga perusakan bekas pabrik gula agar tidak digunakan sebagai lokasi pertahanan. Hal tersebut menjadi salah satu faktor hilangnya bekas bangunan yang pernah menjadi saksi sejarah kejayaan produksi gula. Kini banyak pabrik gula yang sudah tak bersisa rata dengan tanah, beralih fungsi, dan menjadi lokasi pemukiman penduduk.

Akan tetapi, eksistensi eks klinik Pabrik Gula Randugunting berhasil dipertahankan hingga saat ini walaupun tidak sempurna, karena pada saat krisis ekonomi terjadi pada tahun 1930-an sebelumnya, klinik di Randugunting diserahkan kepada Rumah Sakit Petronella, rumah sakit milik zending yang ada di Yogyakarta. Klinik tersebut kemudian menjadi bagian dari jaringan rumah sakit pembantu milik Petronella yang tersebar di berbagai penjuru Yogyakarta untuk menjangkau lebih banyak pasien. Pasien dengan penyakit ringan dirawat secara rawat jalan, sedangkan pasien dengan kondisi lebih serius dirujuk ke rumah sakit pembantu terdekat atau ke RS Petronella untuk penanganan lebih serius. Adapun komunikasi antara rumah sakit utama dan rumah sakit pembantu dilakukan melalui jaringan telepon.

Bangunan Eks Klinik Pabrik Gula Randugunting yang terletak di belakang SD Negeri Tamanan 1, Tamanan, Tamanmartani, Kalasan, Sleman ini terdiri dari tiga bangunan utama antara lain, yaitu bangsal perawatan, kantor, dan rumah dinas mantri. Dahulu, bangsal perawatan terletak di sebelah timur, dengan fungsi sebagai ruang rawat inap pasien yang memiliki panjang 48,38 m dan lebar 10,10 m. Atapnya berbentuk limasan dengan genteng, dinding dari bata, dan lantai plesteran semen, serta dilengkapi beranda keliling. Bagian depan bangsal ini memiliki fondasi bekas atap kuncung. Bangsal ini terdiri dari tiga ruangan, yaitu bekas ruang perawatan pasien pria, ruang perawatan pasien perempuan, dan ruang tengah. Saat ini, bangsal perawatan tidak difungsikan dan ruang tengah ditempati oleh satu keluarga pensiunan pegawai RS Bethesda Yogyakarta.

Sebelah barat bangsal perawatan, terdapat bangunan yang dahulu digunakan sebagai kantor berukuran 13 m x 13 m, dengan atap berbentuk Dutch-hip dengan penutup terbuat dari genteng, serta beranda keliling. Bangunan bekas kantor ini pun tidak difungsikan lagi.

Di sebelah barat bangunan bekas kantor, terdapat bangunan bekas rumah dinas mantri dengan ukuran lebar 8,13 m dan panjang 25,89 m. Bangunan ini memiliki atap berbentuk limasan dengan penutup terbuat dari genteng. Selain itu, bangunan masih memiliki jendela dan pintu krepyak lama, serta lubang ventilasi berbentuk lingkaran pada dinding gable. Saati ini, bekas rumah dinas mantri juga dalam keadaan tidak difungsikan.

DISKUSI


TERBARU


Wisma Muhammadi...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Slema...

SMP Negeri 1 Be...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur...

Pabrik Gula Ran...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai c...

Kompleks Panti...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan be...

Jembatan Plunyo...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 06 Jun 2025.
Wisata Alam

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola K...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...