×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Musik dan Lagu

Elemen Budaya

Musik dan Lagu

Provinsi

Sumatera Barat

Asal Daerah

Sumatera Barat

Lagu Rakyat Minang Ka Parak Tingga : Asal-Usul dan Makna

Tanggal 08 Aug 2018 oleh OSKM18_16618291_MuhammadDhifa Ramadhan.

   Ka Parak Tingga merupakan lagu rakyat atau folk song yang berasal dari daerah Sumatera Barat. Tema dari lagu rakyat ini adalah perpisahan yang menyakitkan. Asal usul lagu rakyat ini dapat dikaitkan dengan budaya merantau orang Minangkabau, yang seringkali mengakibatkan perpisahan antara teman, sahabat, keluarga, maupun kekasih. Lagu ini menceritakan tentang perasaan hati dua orang yang harus berpisah, namun keduanya teringat akan waktu bersama dan menjadi bersedih karenanya.

   Pada umumnya lagu ini dimainkan dengan nada dasar C, ketukan 4/4 dan tempo moderato atau sedang. Struktur dari lagu ini pun memiliki struktur seperti pantun, yaitu setiap bait terdapat 2 larik sampiran dan 2 larik isinya. Terdapat dua versi lirik dari lagu Ka Parak Tingga, versi pertama secara keseluruhan memiliki susunan pantun a-b-a-b pada tiap bait dan dengan larik yang berbeda tiap baitnya, sedangkan versi kedua memiliki susunan a-a-a-a dan a-b-a-b, namun memiliki pengulangan larik 3 dan 4 pada tiap baitnya.

Versi 1

Lirik

Ka parak tingga jalan babelok

Di parak tingga mambukak ladang

Nan pai hati tak elok

Nan tingga darah tak sanang

 

Ka parak tingga mambukak ladang

Kito karajo sampai lah sanjo

Kok dicubo nan bak urang

Nan buruak juo nan tasuo

 

Ka parak tingga mancari paku

Di parak tingga banyak batangnyo

Kok dikana maso dahulu

Jatuah badarai aia mato

 

Arti

Ke kebun tinggal jalan berbelok

Di kebun tinggal membuka ladang

Yang pergi hati tak indah

Yang tinggal darah tak senang



Ke kebun tinggal membuka ladang

Kita kerja sampai senja

Kalau dicoba yang seperti orang

Yang buruk juga yang tersua

 

Ke kebun tinggal mencari paku (tanaman)

Di kebun tinggal banyak batangnya

Kalau dikenang masa dahulu

Jatuh berderai air mata

 

   Maksud dari lirik lagu pada bait pertama sampirannya menyebutkan dan menggambarkan kebun di kampung halaman yang ditinggalkan, sedangkan isinya menggambarkan suasana buruk pada hati kedua orang yang berpisah. Pada bait kedua menyebutkan kenangan pada kebun yang ditinggalkan dan perasaan buruk yang diterima jika mengingat kenangan tersebut. Bait terakhir pun tidak jauh berbeda dan lebih menggambarkan kesedihan dengan lirik berderainya air mata.

 

Versi 2

Lirik

Ka parak tingga jalan babelok

Ka parak tingga jalan babelok

Nan pai hati taibo

Nan tingga hati tak elok

Nan pai hati taibo

Nan tingga hati tak elok

 

Marilah kito mancari paku

Di parak tingga banyak batangnyo

Kok dikana nan dahulu

Lah badarai aia mato

Kok dikana nan dahulu

Lah badarai aia mato

 

Arti

Ke kebun tinggal jalan berbelok

Ke kebun tinggal jalan berbelok

Yang pergi hati teriba

Yang tinggal hati tak enak

Yang pergi hati teriba

Yang tinggal hati tak enak

 

Marilah kita mencari paku (tanaman)

Di kebun tinggal banyak batangnya

Kalau dikenang yang dahulu

Sudah berderai air mata

Kalau dikenang yang dahulu

Sudah berderai air mata

 

   Lirik versi kedua tidak jauh berbeda, masih memiliki arti secara garis besar yang sama, hanya dengan kata kata yang diubah dan ada pengurangan bait dari 3 ke 2 namun dengan pengulangan dua larik untuk tiap baitnya.

   Kini, lagu Ka Parak Tingga ini juga dijadikan bagian dari lagu yang anak-anak nyanyikan. Oleh karena masyarakat Minang yang dapat merelasikan keadaan nyata perantauan dengan cerita lagu ini, lagu Ka Parak Tingga memang sudah menjadi bagian inheren budaya Minang.

 

#OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


Wisma Muhammadi...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Slema...

SMP Negeri 1 Be...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur...

Pabrik Gula Ran...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai c...

Kompleks Panti...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan be...

Jembatan Plunyo...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 06 Jun 2025.
Wisata Alam

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola K...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...