×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Museum

Elemen Budaya

Produk Arsitektur

Asal Daerah

Denpasar

Museum Le Mayeur

Tanggal 02 Jan 2019 oleh Roro .

Museum Le Mayeur adalah salah satu obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi di Sanur, Denpasar, Bali. Bagaikan perjalanan ziarah, pengunjung bisa merasakan indahnya seni lukis peninggalan Le Mayeur. Di sana, beragam lukisan mulai dari kehidupan sang istri Ni Pollok hingga keindahan alam Sanur terekam dalam lukisan. Tak hanya itu, artefak-artefak bukti kecintaan Le Mayeur terhadap istrinya bisa ditemukan di berbagai sudut museum. Misalnya, lukisannya berjudul Pollok, dilukis di atas kanvas berukuran 75 kali 90 centimeter. Ada lagi yang berjudul Di Sekitar Rumah Pollok (1957), juga lukisan kanvas berukuran sama. Lukisan tertua di Museum Le Mayeur tercatat pada tahun 1921 dan termuda adalah satu tahun sebelum Le Mayeur meninggal yakni 1957. Jumlah lukisannya semasa hidup tercatat sebanyak 88 buah. Tak hanya, hasil karya Le Mayeur selama tinggal di Bali yang dipamerkan. Beberapa bahkan merupakan lukisan impresionis Le Mayeur setelah melakukan perjalanan dari Eropa, Afrika, India, Italia dan Perancis sebelum tiba di Bali. Koleksi di antaranya yakni “Canal of Gindecca”, “Early Morning in the Harbour of Marseille”, “Istambul (Turkey)”, “Jaipur, India”, "The Native of Gabes", dan lukisan lain.

Lukisan Le Mayeur dibagi menjadi lima jenis koleksi berdasarkan media yang dipakai, yaitu bagor, hard boeard, triplek, kertas, dan kanvas. Sebagian besar tema lukisannya adalah perempuan Bali dengan bertelanjang dada. Di Museum Le Mayeur sendiri memiliki empat ruang yang dibagi fungsi yang berbeda. Misalnya, ruang pertama yang merupakan bekas ruang tamu untuk menerima sahabat kenalan, pengunjung maupun pejabat pemerintahan yang datang menikmati lukisan. Presiden Soekarno pun pernah singgah di ruangan ini pasca menjadi museum. Ruangan kedua adalah tempat buku-buku bacaan pribadi. Selain itu, juga berguna sebagai tempat menerima keluarga atau teman dekat yang datang dari jauh dan menginap untuk sementara waktu. Di ruang ketiga, lebih luas dibanding ruangan lain adalah bekas studio tempat Le Mayeur melukis Ni Pollok sebagai model lukisannya. Ruangan ini sering digunakan terutama menjelang penyerahan untuk melengkapi koleksi lukisan yang dianggap kurang untuk dijadikan museum. Sementara, di ruang keempat yang cenderung kecil adalah tempat tidur Ni Pollok dan Le Mayeur. Mereka sangat senang tidur di sini dan tak pernah pindah hingga Le Mayeur berbaring menunggu hari keberangkatannya ke Belgia untuk berobat. Selepas Le Mayeur wafat, Ni Pollok tetap menempati kamar ini hingga akhir hayatnya. 

Di bagian luarnya, bangunan beraksitektur khas Bali terlihat. Ada sebuah kolam yang diapit bangunan. Di depan pintu masuk, sebuah pura kecil berdiri. Di pintu masuk museum, patung-patung juga berdiri. Berdebu Namun, ziarah museum ini kurang hikmat. Jejak-jejak cinta Le Mayeur dan Ni Pollok tampak berdebu. Tak ada pula pemandu wisata yang bertutur. Andalannya, hanya sebuah deskripsi ruangan dan sejarah singkat berbentuk kertas yang dipindai. Sejarah dan pemahaman museum hanya dapat diketahui jika saksama melihat deskripsi itu. Ruangan museum juga terasa lembab. Pertukaran udara di museum tak berjalan dengan baik sehingga menyebabkan sumpek. Museum Le Mayeur buka setiap hari pukul 08.00 sampai 15.30 WITA, kecuali Jumat, pukul 08.30 sampai 12.30 WITA, dan hari libur resmi tutup. Tiket masuk untuk wisatawan domestik berharga Rp 5.000 untuk anak-anak, Rp 10.000 untuk dewasa, Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan Rp 2.000 untuk pelajar. Museum Le Mayeur terletak di Jalan Hang Tuah, Sanur Kaja, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Museum Le Mayeur berada di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.

sumber : https://travel.kompas.com/read/2016/10/20/060900127/ziarah.seni.ke.museum.le.mayeur.
Penulis : Wahyu Adityo Prodjo

DISKUSI


TERBARU


Tradisi MAKA

Oleh Aji_permana | 28 Jun 2025.
Tradisi

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa...

Wisma Muhammadi...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Slema...

SMP Negeri 1 Be...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur...

Pabrik Gula Ran...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai c...

Kompleks Panti...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan be...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...