|
|
|
|
![]() |
PENYANG AZIMAT SUKU DAYAK NGAJU Tanggal 14 Nov 2018 oleh Deni Andrian. |
Penyang adalah azimat yang dikenal oleh suku Dayak utamanya rumpun Dayak Ngaju ada juga yang seperti penyang ini dikenal dalam rumpun Dayak Benuaq / Tunjung disebut dengan istilah GIMAT & SAREMPELIT yang akan penulis bahas dalam tulisan terpisah sebab memiliki konsep yang sedikit berbeda dengan penyang. Biasanya penyang ini diwariskan turun temurun dan diikatkan pada pinggang atau disebut PETENG KAHANG PENYANG ada juga yang dibuatkan menjadi bentuk kalung dan ada juga penyang yang digantung di mandau. PENYANG berbeda dengan BATSAL / BASAL – biasanya basal terdiri atas rajah atau barang-barang bertuah yang dibungkus di dalam kain sabuk, sehingga dari luar tidak dapat dilihat langsung. Basal biasanya berbentuk sabuk berbungkus yang dapat dilipat, dan terdiri dari beberapa lipatan, antara lain 7, 9, dan maksimal 41 lipatan. Umumnya suku Banjar atau Banten menggunakan BASAL yang terbuat dari rajahan-rajahan tertentu namun suku Dayak menggunakan kayu atau benda-benda lain yang dibungkus yang dianggap memiliki khasiat atau tuah. Sedangkan rajahan dayak bukan berupa tulisan tetapi berupa anyaman atau juga ukiran-ukiran tertentu baik yang ditattookan ditubuh atau ditaruhkan dimandaunya – ada juga rajahan dimandau ini yang ditutup ada juga yang dibiarkan terbuka.
Berbeda dengan Penyang atau Ponyang dimana benda bertuah / azimatnya ini dapat dilihat yang biasanya berupa kayu-kayuan, batu-batuan, botol-botol kecil yang berisi minyak yang ditutup, taring-taring binatang, cangkang kerang, patung-patung bahkan tulang tengkorak manusia, dimana barang-barang ini diyakini oleh orang Dayak mengandung kekuatan magis diantara lain untuk mengobarkan semangat perang, tidak punya rasa takut terhadap musuh, untuk menolak bala, penolak racun, penolak gangguan makhluk halus, mengobati orang sakit dan masih banyak lagi. Penggunaan taring-taringan yang dijadikan penyang pada Mandau adalah merupakan hasil buruan sang pemilik mandau tersebut, apabila orang Dayak mulai beranjak dewasa sebagai tanda ia mulai mandiri, setiap kali ia berburu maka taring-taringnya akan dikumpulkan dan semakin banyak taring yang digantung pada mandau artinya makin tinggi taraf keberaniannya karena binatang buas seperti buaya, beruang, macan, harimau bukan jenis binatang yang gampang dibunuh disamping itu dalam keyakinan Dayak Ngaju setiap makhluk hidup yang dibunuh baik itu juga manusia maka ia harus mengambil salah satu bagian tubuhnya atau memakan hatinya atau menjilat sedikit darahnya dan menggosokan dikening supaya roh korban tidak mengganggu.
Pantangan yang harus diketahui yaitu jangan mempermainkan dan menganggap sepele penyang, juga jangan melangkahi ataupun mentertawakan si pemakai penyang didepan umum karena penyang adalah lambang keberanian artinya dengan menghina penyang sama saja menghina suku dan hukum Dayak. Sangsinya sama dengan jika menghina kepala suku yaitu dihukum mati. Dalam budaya Dayak Ngaju pada zaman dahulu ada enam hal yang wajib dimiliki dan diketahui laki-laki Dayak yaitu; SAHUT PARAPAH, PENYANG, BABASAL, RAJAH, OBAT-OBATAN & RACUN, dan terakhir PALI atau Pantangan.
sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/04/15/penyang-azimat-suku-dayak-ngaju/
#SBJ
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |