×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Kebudayaan Tionghoa

Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung

Asal Daerah

Bangka Belitung

Perayaan Chit Ngiat Pan/Chiong Si Ku (Sembahyang Rebut) di Bangka Belitung

Tanggal 15 Aug 2018 oleh OSKM18_16518408_Rizkin Geordany.

Sembahyang Rebut (Hakka: Chiong Si Ku) merupakan salah satu warisan budaya Tionghoa yang jatuh pada tanggal 15 bulan 7 (Hakka: Chit Ngiat Pan) penanggalan Imlek. Sembahyang Rebut masih dilakukan setiap tahun hingga saat ini. Sembahyang Rebut dilakukan di beberapa daerah di Indonesia, termasuk Kepulauan Bangka Belitung.
 
Dalam kepercayaan warga Tionghoa, pada Chit Ngiat Pan, pintu akhirat terbuka dan arwah-arwah yang berada di dalamnya akan keluar dan bergentayangan. Arwah-arwah tersebut akan turun ke dunia. Ada yang pulang ke rumah keluarganya dan ada yang turun terlantar dan tidak terawat, sehingga para manusia akan menyiapkan ritual khusus untuk arwah yang terlantar tersebut. Selain itu, tersedia rumah-rumahan dari kertas, uang dari kertas, dan baju-baju dari kertas pula. Barang barang tersebut merupakan persembahan khusus untuk para arwah.
 
Ritual ini diadakan di kelenteng di mana umat Tionghoa memanjatkan doa keselamatan dan keberkahan kepada Dewa Dewi penjuru. Selain umat Tionghoa, ritual ini juga dikunjungi oleh warga lainnya yang sekedar ingin menyaksikan ritual yang dipenuhi oleh nuansa mistis ini. Ritual ini merupakan bukti dari keharmonisan antar umat beragama yang masih terjaga dengan baik.
 
Satu hari sebelum Sembahyang Rebut, warga Tionghoa berbondong-bondong melakukan ibadah di rumah masing-masing untuk menghormati leluhur. Mereka mengirimkan dan memanjatkan doa kepada leluhur dan orang tua yang telah meninggal. Hal ini melambangkan hubungan tak terpisahkan antara leluhur, orang tua, dan anak.
 
Pada hari ritual, disediakan berbagai jamuan sesaji yang tersusun rapi di altar-altar kelenteng. Jamuan tersebut biasanya diletakkan di atas bangunan khusus yang terbuat dari kayu dan papan. Terdapat juga patung Dewa Akhirat Thai Se Ja yang dibuat dalam ukuran besar, beserta patung Dewa Dewi lainnya. Thai Se Ja dipercaya bertugas untuk mencatat nama-nama arwah dan barang bawaan (sajian) yang dibawa. Dari sore hingga malam, warga datang untuk bersembahyang dan berdoa sembari menunggu ritual Chiong Si Ku (Perebutan) yang merupakan puncak dari acara.
 
Tepat tengah malam, jamuan-jamuan yang dihidangkan sudah dirasa cukup dinikmati oleh para arwah. Selanutnya, seorang tetua agama akan membaca mantra dan meminta izin kepada Dewa untuk menyelesaikan proses ritual. Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan upacara rebutan sesaji yang berada di atas altar persembahan. Terdapat kepercayaan bahwa peserta rebutan yang tidak mendapatkan apa-apa akan memperoleh bala, sedangkan peserta yang memperoleh banyak sesaji akan memperoleh keberuntungan yang melimpah. Acara puncak dilanjutkan dengan prosesi pembakaran patung Dewa Akhirat Thai Se Ja. Acara puncak ini juga menandakan bahwa arwah-arwah telah dibawa kembali oleh Thai Se Ja ke akhirat.
 
Pada hakikatnya, ritual ini menurut adat masyarakat Tionghoa bertujuan untuk saling membantu. Dengan memberikan sedikit dari apa yang dimilikinya untuk ritual ini menandakan manusia telah mencerminkan sikap saling membantu dan berbagi kepada sesama makhluk Tuhan apapun jenis dan wujudnya.
 
#OSKMITB2018

Sesaji untuk arwah, yang akan diperebutkan dalam Chiong Si Ku
Patung Thai Se Ja, Dewa Akhirat warga Tionghoa
Prosesi pembakaran Thai Se Ja

DISKUSI


TERBARU


Tradisi MAKA

Oleh Aji_permana | 28 Jun 2025.
Tradisi

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa...

Wisma Muhammadi...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Slema...

SMP Negeri 1 Be...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur...

Pabrik Gula Ran...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai c...

Kompleks Panti...

Oleh Bernadetta Alice Caroline | 07 Jun 2025.
Cagar Budaya

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan be...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...