×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cagar Budaya

Elemen Budaya

Produk Arsitektur

Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta

Asal Daerah

Kabupaten Sleman

Situs Cepet Pakem

Tanggal 02 Jun 2025 oleh Bernadetta Alice Caroline. Revisi 5 oleh Bernadetta Alice Caroline pada 03 Jun 2025.

Situs Cepet Pakem adalah situs arkeologi yang terletak di Padukuhan Cepet, Kalurahan Purwobinangun, Kapanewon Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan temuan dua buah yoni dan sejumlah komponen arsitektur candi di sekitarnya, situs ini diduga merupakan reruntuhan sebuah candi Hindu dari masa klasik. Lokasinya kini berada di area permakaman umum Padukuhan Cepet, berdekatan dengan sebuah masjid.

Benda cagar budaya (BCB) utama yang ditemukan di situs ini adalah dua buah yoni yang terbuat dari batu andesit. Kondisi keduanya telah rusak, sedangkan lingganya tidak ditemukan. Yoni pertama awalnya berada di pekarangan penduduk bernama Pujodiyono, tetapi sekarang dipindahkan di halaman makam. Yoni ini memiliki ukuran relatif besar dengan bentuk yang sederhana, yaitu lebar 134 sentimeter, tebal 115 sentimeter, dan tinggi 88 sentimeter. Bagian bawah cerat yoni tersebut tidak bermotif dan memberikan kesan bahwa pengerjaannya belum selesai. Sementara itu, terdapat berbagai komponen arsitektur candi sekelilingnya, yaitu antefik polos, kemuncak, pelipit, dan batu-batu berukir maupun polos. Namun demikian, beberapa batu digunakan sebagai batu nisan dan sebagian lainnya diduga digunakan sebagai fondasi bangunan oleh warga setempat.

Yoni kedua berjarak sekitar 10 meter dari yoni pertama dan terletak di area yang tersembunyi di belakang rumah warga. Bagian cerat dan penyangganya sebagian telah hilang. Namun demikian, ornamen berbentuk ular kobra dan kura-kura di bawah cerat masih dapat dikenali, meskipun dalam kondisi aus. Motif tersebut memiliki kemiripan dengan yoni yang ditemukan di Candi Ijo.

Keberadaan yoni sebagai simbol aspek feminim – yang biasanya berpasangan dengan lingga sebagai lambang Dewa Siwa – mengindikasikan jika situs ini bercorak agama Hindu. Selain yoni, fragmen bangunan candi lain yang ditemukan di situs ini meliputi takik, batu isi, dan pelipit. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, situs ini diperkirakan berasal dari masa klasik, yaitu sekitar abad ke-8 hingga ke-9 Masehi. Namun demikian, unsur-unsur batuan yang memungkinkan untuk direkonstruksi menjadi bentuk candi utuh tidak pernah ditemukan secara lengkap. Selain komponen arkeologi Hindu, juga ditemukan nisan-nisan Islam dari periode akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19 di situs ini, termasuk beberapa nisan bergaya Dipanegaran. Hal ini menunjukkan kesinambungan penggunaan situs tersebut dari masa klasik hingga masa Islam.

Situs ini telah diinventarisasikan oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta (sekarang Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X) dengan nomor inventaris B.959. Inventarisasi tersebut menjadi bagian dari upaya pelestarian dan pendokumentasian peninggalan arkeologi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Pencatatan ini juga bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum terhadap keberadaan situs agar tidak mengalami kerusakan atau alih fungsi yang tidak sesuai.

DISKUSI


TERBARU


Dari Rendang Hi...

Oleh Umikulsum | 26 Nov 2025.
masakan nusantara

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama...

Resep Ayam Gore...

Oleh Apitsupriatna | 20 Nov 2025.
Resep

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum,...

Resep Ayam Ungk...

Oleh Apitsupriatna | 20 Nov 2025.
Resep

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berba...

Konsep Ikan Ker...

Oleh Muhammad Rofiul Alim | 09 Nov 2025.
Kearifan Lokal

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah y...

Upacara Kelahir...

Oleh Admin Budaya | 27 Oct 2025.
Ritual

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama ba...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...